24 October 2015

3 Amalan istimewa, menuju ridho Allah ( mbah Anwar )


الْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِنْعَامِهِ وَالصَّلَاةُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ نالنَّبِيِّ الْمُصْطَفَى وَالرَّسُوْلِ الْمُجْتَبَى وَعَلَى آلِهِ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الْغَافِلُوْنَ

Pembaca yang dirahmati Allah…

Menjalani hidup di zaman yang kian sarat dengan cobaan seperti sekarang ini, mengharuskan setiap insan memiliki bekal moral yang memadai. Agar tidak terombang-ambing ke sana kemari, tidak mudah hanyut oleh arus perubahan yang kian deras menerpa. Sebab, cobaan dan godaan yang silih berganti mungkin saja melemahkan pertahanan iman, bahkan merobohkan benteng ketakwaan dalam hati seseorang.

Pembaca yang dirahmati Allah…

Dalam ajaran Islam, ada tiga amalan yang bisa menuntun seseorang menjalani hidup. Memapahnya selangkah demi selangkah untuk menggapai asa dan cita, menjemput ridla Ilahi Rabbi. Ketiga amalan tersebut adalah: Pertama, Istikharah, mempertimbangkan dengan matang setiap tindakan yang dilakukan.

Istikharah artinya selalu berusaha mencari yang terbaik dari setiap tindakan yang akan dilakukan. Selalu mempertimbangkan dampak positif dan negatif dari suatu perbuatan, bagi kehidupan pribadi maupun bagi masyarakat. Dampak bagi kehidupan di dunia, maupun di akhirat kelak.

Dengan beristikharah, seseorang tidak akan pernah gegabah dalam menentukan langkah. Ia tidak akan pernah melakukan suatu perbuatan sebelum ia berpikir akibat baik buruknya perbuatan tersebut. Rasulullah Saw bersabda:

إِذَا أَرَدْتَ أَمْرًا فَتَدَبَّرْ عَاقِبَتَهُ فَإِنْ كَانَ خَيْرًا فَأَمْضِهِ وَإِنْ كَانَ شَرًّا فَانْتَهِ

“Ketika engkau ingin melakukan sesuatu, maka pikirkanlah akibatnya. Jika akibatnya baik, maka lakukanlah. Dan jika akibatnya buruk, maka tinggalkanlah.”

Untuk itu, seseorang dianjurkan untuk berkonsultasi dan bermusyawarah dengan orang lain dalam setiap rencana. Dengan bermusyawarah, hasil yang dicapai akan lebih maksimal karena dipertimbangkan dengan sudut pandang yang lebih banyak dan lebih menyeluruh. Sabda Rasul SAW. menyebutkan:

مَا خَابَ مَنِ اسْتَخَارَ وَلَا نَدِمَ مَنِ اسْتَشَارَ

“Tidak akan pernah merugi orang yang mau bermusyawarah, dan tak akan pernah menyesal orang yang mau beristikharah.”

Terlebih lagi, jika musyawarah itu dilakukan dengan orang alim yang memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Sebab, cahaya ilahiyah selalu menerangi jiwa mereka, sehingga mereka dapat memandang segala sesuatu secara lebih mendalam, serta dipertimbangkan sesuai dengan hukum dan hikmah yang ditetapkan Allah. Firman Allah dalam AlQuran menyebutkan:

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Maka bertanyalah kalian kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”

Selanjutnya, jika telah diputuskan untuk melakukan sesuatu, maka haruslah berpasrah kepada Allah. Berharap agar pilihan ini adalah yang terbaik serta mendapat tuntunan dalam menjalankannya.

Amalan kedua adalah Istiqamah, konsisten dalam menjalankan pilihan hidup. Kunci kedua agar dapat menjalani hidup dengan tenang dan tidak terombang-ambing adalah istiqamah. Istiqamah adalah sikap konsisten dan terus-menerus dalam menjalani usaha demi tercapainya suatu tujuan. Dengan memiliki sikap istiqamah, seseorang tidak akan kehilangan arah tujuan, tidak mudah terpengaruh, dan tidak mudah patah semangat.

Dengan istiqamah, cita-cita akan mudah tercapai, sebab orang yang memiliki sikap istiqamah tidak akan berhenti berusaha atau berputus asa. Sedikit demi sedikit asalkan terus dilakukan, setapak demi setapak asalkan tetap melangkah dan berjalan. Syair Arab menyebutkan:

حَيْثُمَا تَسْتَقِمْ يُقَدِّرْ لَكَ # اللهُ نَجَاحًا فِيْ غَابِرِ الْأَزْمَانِ

“Sekira engkau beristiqamah, maka Allah akan mentakdirkan bagimu keberhasilan dimasa mendatang.”

Dalam Alquran, Allah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang memiliki sikap istiqamah, mereka tidak akan pernah merasa gundah, takut atau susah. Ini semua karena mereka berprinsip dalam menjalani hidup, dan berpasrah menerima segala keputusan Allah atas dirinya. Allah

23 October 2015

Guru dan santri





Dulu, guru dikenal karena santrinya. (Masyarakat penasaran dan akan bertanya-tanya: "Santri itu kok sholih, pintar dan alim. Siapa gurunya?")

Sekarang, santri dikenal karena gurunya. (Murid hanya bisa membanggakan & mengandalkan gurunya, tapi tidak mampu membuat gurunya bangga & mengandalkan sang murid).

Tapi ala kulli haal, menjadi seorang santri adalah sebuah anugerah. Karena bisa menjadi rombongan dalam rangkaian gerbong sang masinis (guru). Sehingga, meski sang murid "buta", asal sang guru piawai insyaAlloh akan sampai pada tujuan.

Resap kaya dan panen pahala

Ingin Kaya Raya Sambil  Panen Pahala? Ini Resepnya!
Oleh: Habib Ali Akbar bin Aqil
1.    Memperbanyak Istighfar.
Allah SWT berfirman: “Maka Aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Qs. Nuh: 10-12).
Imam Al-Qurtubhi berkata, “Dalam ayat ini terdapat dalil yang menunjukkan bahwa istighfar merupakan salah satu sarana diturunkannya rezeki dan hujan.
Rasulullah SAW bersabda,
مَنْ لَزِمَ الاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لاَ يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun pada Allah), niscaya Allah menggantikan setiap kesempitan menjadi jalan kelar, setiap kesedihan menjadi kelapangan dan Allah akan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.” (Hr. Abu Dawud).
2.    Bertakwa kepada Allah.
Allah berfirman: “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (Qs. Ath-Thalaq: 2-3).
Imam Ibnu katsir berkata, “Maknanya, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah dengan melakukan apa yang diperintahkan-nya dan meninggalkan apa yang dilarang-nya, niscaya Allah akan memberinya jalan keluar, serta rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari arah yang tidak pernh terlintas dalam benaknya.”
3.    Bertawakkal kepada Allah.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Sungguh, seandainya kalian betawakkal kepada Allah (dengan) sebenar-benar tawakkal, niscaya kalian akan diberi rezeki sebagaimana rezeki burung-burung, mereka berangkat pagi-pagi dalam keadaan lapar, dan pulang di sore hari dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad dan Tirmizdi)

4.    Rajin Beribadah kepada Allah. Nabi SAW telah bersabda,
يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : ابْنَ آدَمَ ، تَفَرَّغْ لِعِبَادَتِي أَمْلأْ صَدْرَكَ غِنًى ، وَأَسُدَّ فَقْرَكَ ، وَإِلا تَفْعَلْ مَلأْتُ صَدْرَكَ شُغْلا وَلَمْ أَسُدَّ فَقْرَكَ
“Sesungguhnya Allah berfirman, “Wahai anak Adam!, beribadahlah sepenuhnya kepada-Ku, niscaya Aku penuhi (hatimu yang ada) di dalam dada dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhanmu. Jika tidak kalian lakukan, niscaya Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan dan tidak aku penuhi kebutuhanmu (kepada manusia).” (HR. Tirmizdi, Ahmad, dan Ibnu Majah).
5.    Haji dan Umrah.
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ، فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِي الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ، وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ، وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ دُونَ الْجَنَّةِ
“Lanjutkanlah haji dan umrah, karena sesungguhnya keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa, sebagaimana api dapat menghilangkan karat besi, emas, dan perak. Dan tidak ada pahala haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. Ahmad, Tirmizi, dan An-Nasa`i).
6.    Banyak Silaturahmi. Nabi SAW bersabda,
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ رِزْقُهُ أَوْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya) maka hendaknya ia menyambung (tali) silaturahmi.” (HR. Bukhari).
7.    Banyak Sedekah.
Allah berfirman, “Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)’, dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba`: 39). Nabi saw bersabda dalam hadits Qudsi,
قَالَ اللَّهُ أَنْفِقْ يَا ابْنَ آدَمَ أُنْفِقْ عَلَيْكَ
“Wahai anak Adam, berinfaklah, niscaya Aku berinfak (memberi rezeki) kepadamu.” (HR. Abu Dawud).
8.    Menafkahi penuntut ilmu. 
Disebutkan, “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang daripadanya mendatangi nabi dan (saudaranya) yang lain bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu pada nabi, maka beliau bersabda, “Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR. Tirmidzi, Hakim).
9.    Membantu Orang-orang yang Lemah.
Rasulullah SAW bersabda,
ابْغُونِى الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ
“Bantulah orang-orang lemah, karena kalian diberi rezeki dan ditolong lantaran orang-orang lemah di antara kalian.” (HR. Muslim dan An-Nasa`i).
10.    Hijrah di Jalan Allah. 
“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.” (Qs. An-Nisa`: 100).

Enam wasiat Mbah Maimoen tentang kehidupan

Berikut ini adalah enam wasiat KH. Maimoen Zubair tentang hala-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari seorang muslim. Enam hal ini beliau sampaikan dari tafsir surat Al Baqoroh 155, dengan menggunakan bahasa jawa, dan kami terjemahkan ke bahasa Indonesia. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (البقرة 155)
…Sopo wonge wedi marang Allooh, mongko wong iku ora bakal wedi marang sekabehane (sakliyane Allooh). Lha saiki kok ono wong Islam, wedi marang liyane, kerono ora patek wedi neng Allooh. Ono wong Islam kok saiki kecobo lesu, sebabe ora patek poso. Mergo poso iku lesu, yooh. Dadi Allooh SWT gawe lelawanan iki yooh. Wong Islam iku kapan ora wedi neng Allooh, berarti kerono wedi marang liyane, mergo barang iku digawe pesthen deneng Allooh neng wong. Gak iso wong gak lesu. Wong lesu iku ono kalane kerono poso, ono kalane kerono gak nduwe (faqir). Koe miliho lesu poso, ojo sampek kerono nopo? ora nduwe utowo kurang pangan. Lha saiki koe kon wedi, mongko miliyo koe wedi menyang Allooh, ojo sampek wedi neng mungsuh. Saiki koe kepengen mundak-mundak (bondomu), mergaweo, tur zakati, mesthi sugeh…!!!! Ojo sampek kowe sugih, mundak bondomu kerono ngrente…”
1. Barangsiapa yang takut kepada Allah SWT, maka dia tidak akan takut kepada selain Allah SWT!!!
2. Apabila ada orang Islam yang takut kepada selain Allah, hal itu disebabkan karena orang tersebut tidak terlalu takut kepada Allah SWT.
3. Orang Islam yang mendapat cobaan berupa lapar, hal itu disebabkan dia tidak terbiasa puasa. Tidak ada manusia yang tidak pernah mendapat cobaan berupa kelaparan!
4. Lapar itu ada kalanya karena puasa, dan ada kalanya karena faqir. Maka pilihlah lapar yang disebabkan puasa, jangan sampai lapar karena sebab faqir!
5. Soal urusan takut, maka  pilihlah takut kepada Allah SWT, jangan justru sebaliknya, takut kepada selain Allah SWT.
6. Jika kamu ingin kaya, hartamu berkembang, maka bekerjalah dan zakatilah hasilnya, pasti kamu kaya! Jangan sampai kamu kaya dengan hal-hal haram seperti lintah darat!

Baca sholawat yuk...


"ان الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما."
اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين..

Sejarah berdirinya IPNU


Maraknya Organisasi-organisasi Pelajar NU
Sejak berdirinya, Nahdlatul Ulama telah melahirkan neven-neven berdasarkan kelompok usia dengan faham Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja). Muslimat NU, GP Ansor, dan Fatayat NU yang terbentuk kala itu ternyata masih menyisakan suatu celah lowongnya pengkaderan, khususnya bagi para remaja usia sekolah.(1) Pemikiran untuk menghimpun para pelajar yang berusia belia ini bukan tidak ada, alih-alih beberapa organisasi pelajar yang berfaham Aswaja pada waktu itu sudah marak sejak masa pra kemerdekaan. Pada tanggal 11 Oktober 1936, putra-putra warga NU di Surabaya mendirikan perkumpulan bernama ‘Tsamrotul Mustafidin’. Di kota yang sama pada tahun 1939 didirikan pula sebuah perkumpulan yang dinamakan ‘Persatoean Santri NO’ (PERSANO). Di kota Malang menyusul lahirnya sebuah perkumpulan bernama ‘Persatoean Anak Moerid NO’ (PAMNO) pada tahun 1941 dan ‘Ikatan Moerid NO’ tahun 1945.
Di luar pulau Jawa berdiri beberapa perkumpulan diantaranya ‘Ijtimauttolabah NO’ (ITNO) tahun 1946 di Sumbawa yang memiliki persatuan sepak bola dengan nama ‘Ikatan Sepak Bola Peladjar NO’ (ISPNO).(2) Selain itu di Pulau Madura pada tahun 1945 didirikan sebuah perkumpulan bernama ‘Syubbanul Muslimin’. Lahirnya perkumpulan-perkumpulan pelajar di atas pada masa revolusi kemerdekaan merupakan bukti bahwa semangat berorganisasi dan berjuang di kalangan generasi muda, khususnya yang berfaham Aswaja, senantiasa menyala-nyala.
Pada tanggal 22 Oktober 1945 rapat besar wakil-wakil daerah Perhimpunan Nahdlatul Ulama seluruh Jawa/Madura mengeluarkan “Resolusi Jihad Fii Sabilillah” untuk mempertahankan dan menegakkan agama dan kedaulatan Republik Indonesia Merdeka. Situasi ini mendorong seluruh perkumpulan pelajar di kota-kota di atas untuk terjun langsung dalam kancah revolusi fisik menentang kembalinya penjajah Belanda. Hal ini merupakan sumbangsih para pelajar NU sekaligus bukti bahwa sejak mula generasi muda NU telah menunjukkan tebalnya semangat nasionalisme yang dilandasi kesadaran menegakkan dan mempertahankan kemerdekaan negara RI yang diproklamasikan tahun 1945.
Selama kurang lebih lima tahun sejak berdirinya republik, seluruh kekuatan bangsa Indonesia sedang diarahkan pada upaya mempertahankan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selama kurun itu ribuan syuhada gugur di medan laga dengan meninggalkan semangat yang terwariskan ke generasi berikutnya. Perjuangan diplomasi di kancah internasional pun tak kurang dilakukan oleh para pemimpin RI kala itu. Setelah perjuangan panjang yang melelahkan, akhirnya Belanda secara resmi mengakui kedaulatan RI pada bulan Desember 1949. Upacara pengakuan kedaulatan berjalan paralel di Jakarta dan di Belanda. Kehidupan di tanah air kemudian mulai berjalan normal, orang kembali sibuk dengan kegiatan kesehariannya, beberapa perkumpulan mulai marak mengadakan kegiatan, demikian pula Nahdlatul Ulama dan neven-nevennya.
Pada awal dekade 50-an mulai muncul semangat baru di kalangan generasi muda NU untuk bergerak. Perkumpulan-perkumpulan berfaham Aswaja yang lahir sebelum itu dipandang terlalu bersifat lokal di samping efektivitas organisasinya melemah seiring dengan pudarnya gaung revolusi yang mendominasi kelahiran perkumpulan-perkumpulan tersebut sehingga dipandang perlu mendirikan perkumpulan baru yang lebih berorientasi pada pengkaderan pelajar dan bersifat nasional. Kesadaran ini memperoleh bentuk yang kongkrit di beberapa tempat dengan berdirinya organisasi seperti ‘Ikatan Siswa Muballighin NO’ (IKSIMNO) pada tahun 1952 di Semarang dan ‘Persatuan Peladjar NO’ (PERPENO) pada tahun 1953 di Kediri.(3)Disusul oleh kota Bangil beberapa bulan kemudian dengan berdirinya ‘Ikatan Peladjar Islam NO’ (IPINO). Sementara itu pada awal tahun 1954 di kota Medan, Sumatera Utara, didirikan pula IPNO singkatan dari ‘Ikatan Peladjar NO’, yang sudah mirip dengan nama organisasi IPNU (singkatan dari ‘Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama’) yang lahir kurang lebih dua bulan kemudian.
Kelahiran IPNU
Realitas akan keberadaan perkumpulan yang demikian banyak tersebut menunjukkan betapa tinggi antusiasme berorganisasi di kalangan remaja NU. Namun, pada masa itu keberadaan mereka masing-masing tidak saling mengenal kendati memiliki beberapa titik kesamaan, khususnya pada nilai-nilai kepelajaran dan faham Aswaja. Titik-titik kesamaan ini memberikan inspirasi bagi para pelopor pendiri organisasi -yang nantinya bernama IPNU- untuk menyatukan seluruh perkumpulan tersebut ke dalam satu wadah resmi di bawah payung PB Nahdlatul Ulama. Gagasan ini disampaikan dalam Konperensi Besar LP Ma’arif NU pada bulan Februari 1954 di Semarang oleh pelajar-pelajar dari Yogyakarta, Surakarta, dan Semarang, yaitu M. Sofyan Kholil, Mustahal, Ahmad Masyhud, dan Abdulgani Farida M. Uda. Atas usul para pelajar ini, pada tanggal 24 Februari 1954 bertepatan dengan 20 Jumadil Akhir 1373 H, konbes Ma’arif menyetujui berdirinya organisasi Ikatan Peladjar Nahdlatul Ulama (IPNU) dengan Ketua Pimpinan Pusat Mohammad Tolchah Mansoer yang saat itu tidak hadir dalam konperensi.
IPNU ketika didirikan adalah sebagai anak asuhan LP Ma’arif NU. Baru pada kongres yang keenam di Surabaya, IPNU -dan juga nantinya IPPNU- menjadi badan otonom di bawah PBNU. IPNU tampak semakin melangkah maju dengan diadakannya Konperensi Segi Lima yang terdiri dari utusan-utusan dari Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Jombang dan Kediri pada tanggal 29 April-1 Mei 1954 di Surakarta. Dalam konperensi tersebut diputuskan bahwa organisasi ini berasaskan Ahlussunnah wal Jama’ah, hanya beranggotakan putra saja yang berasal dari pesantren, madrasah, sekolah umum dan perguruan tinggi. Pendirian IPNU bertujuan untuk menegakkan dan menyiarkan agama Islam, meninggikan dan menyempurnakan pendidikan serta ajaran-ajaran Islam, dan menghimpun seluruh potensi pelajar Islam yang berfaham Ahlussunnah wal jama’ah, tidak hanya mereka yang berasal dari sekolah-sekolah NU saja.(4)
Untuk lebih memperkokoh eksistensinya, IPNU mengirimkan wakil dalam Muktamar NU ke-20 pada tanggal 9-14 September 1954 di Surabaya. Delegasi PP IPNU terdiri dari M. Sofyan Kholil, M. Najib Abdulwahab, Abdulgani Farida M. Uda, dan M. Asro yang dipimpin sendiri oleh ketua PP IPNU M. Tolchah Mansoer. Dalam sidang tanggal 14 September 1954, Tolchah mengemukakan urgensi organisasi IPNU yang kemudian mendapat pengakuan bulat oleh Muktamar NU sebagai organisasi pelajar dalam lingkungan NU dengan persyaratan bahwa anggota IPNU hanya putra saja, sedangkan untuk putri diadakan suatu organisasi secara sendiri.(5) Bahkan dalam sidang gabungan delegasi Muslimat-Fatayat dalam muktamar tersebut diputuskan bahwa harus ada organisasi serupa IPNU untuk menampung pelajar-pelajar putri di lingkungan NU ke dalam suatu wadah tersendiri.(6) Keputusan mengenai “suatu wadah tersendiri” inilah yang tampaknya nanti akan mewarnai berdirinya organisasi yang kelak bernama IPPNU.
Muktamar Surabaya ini adalah muktamar pertama semenjak NU menjadi partai politik, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh perhatian muktamirin dicurahkan pada persoalan politik untuk menghadapi pemilu 1955 yang akan berlangsung pada 29 September 1955 untuk anggota DPR dan 15 Desember untuk anggota Konstituante. Gagasan penggalangan potensi pelajar di lingkungan NU tampaknya memberikan tenaga tambahan sebagai upaya konsolidasi seluruh potensi NU menghadapi momentum pemilu. Tidak heran jika pada akhirnya muktamirin menerima secara bulat dibentuknya organisasi pelajar di lingkungan NU. Terlebih Masyumi yang dianggap sebagai rival utama NU, sudah memiliki organisasi pelajar yang tertata rapi yaitu Pelajar Islam Indonesia (PII).
Beberapa bulan kemudian, yakni pada tanggal 28 Februari-5 Maret 1955, IPNU mengadakan muktamar yang pertama di kota Malang, Jawa Timur. Dalam kurun waktu setahun sejak berdirinya -menjelang muktamar yang pertama tersebut- IPNU berhasil meluas hingga ke propinsi-propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Kalimantan Timur dan DKI Jakarta.(7) Muktamar ini diikuti oleh lebih dari tiga puluh cabang dan beberapa undangan dari pesantren. Gegap gempitanya muktamar ini semakin meriah dengan kehadiran Presiden Soekarno bersama Wakil PM Zainul Arifin dan Menteri Agama K.H. Masykur yang berkenan memberi wejangan kepada muktamirin serta warga Malang yang saat pembukaan muktamar tumpah ruah di halaman pendopo kabupaten Malang. Hadir pula Rois ‘Aam NU K.H. Abdulwahab Chasbullah, Ketua Umum Partai NU K.H. Dachlan dan Ketua Umum PB Ma’arif NU K.H. Syukri Ghozali. Maraknya pemberitaan media massa tentang Muktamar I IPNU di tengah suasana menjelang pemilu pertama sejak Indonesia merdeka dan dikonsolidasikannya segenap kekuatan NU yang sejak tahun 1952 berubah menjadi partai politik tersendiri setelah terpisah dari Masyumi, tak pelak lagi membawa nuansa politik yang teramat kental di arena kongres. Terlebih lagi kongres tersebut dibuka secara langsung oleh Presiden Soekarno yang memang sedang menggalang dukungan di tingkat grass root yang mulai pudar karena rakyat disibukkan dengan konsolidasi partai-partai politik menjelang pemilu 1955.
Delegasi dari cikal bakal IPPNU sebenarnya ikut hadir dalam pembukaan muktamar, namun kontribusi mereka terhadap perhelatan nasional organisasi pelajar NU tampak masih belum terlalu menyolok. Dalam uraian selanjutnya akan dibahas awal kelahiran IPPNU dan bagaimana perjalanan para pelajar putri NU sampai mereka hadir di ajang muktamar IPNU di atas.


Belajar Akhlak


" Belajarlah Akhlak dari orang yang tidak punya Akhlak "
 *Muhammad Rozikin

nasehat mbah maimoen zubair

" Jangan mudah berburuk sangka, agar hatimu tak gelap dan hatimu tak sengsara "

[ KH. MAIMOEN ZUBAIR ]

Kunci Sukses meraih kemuliaan dunia akhirat





Prof. Dr. Syaikh Ali Jum’ah, ulama senior al-Azhar yang juga mantan Mufti Agung Negara Mesir, dalam nasehatnya kepada mahasiswa Indonesia, Jumat (20/9/15) , mengatakan bahwa kunci sukses meraih kemuliaan ada empat perkara, yaitu (1) sedikit tidur, (2) sedikit makan, (3) sedikit omongan, dan (4) sedikit bergaul dengan masyarakat.

Kemudian timbul pertanyaan , bagaimana Islam akan maju jika umatnya disuruh sedikit omongan dan sedikit bergaul dengan masyarakat? Beliau Syaikh Ali Jum’ah melanjutkan nasihatnya, bahwa yang dimaksud sedikit omongan adalah mengurangi omongan yang tidak berfaidah. Kita boleh memperbanyak omongan di diskusi keilmuan dan berdakwah, namun hati tetap mengingat Allah. Demikian juga kita boleh bergaul dengan masyarakat, berjualan di pasar mencari rejeki, tapi hati tetap terpaut kepada Allah.
Kata beliau lagi, berkhlawat atau menyepi tidak harus di tempat sepi, tapi menyepi juga bisa dilakukan di keramaian, yaitu dengan cara mengaitkan hati kepada Allah. Begitu juga, kita boleh memiliki harta yang melimpah, namun harta hanya terletak di tangan kita saja, tidak masuk ke dalam hati kita, karena di dalam hati kita hanya ada Allah.
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Syariah univ. Al-Azhar Kairo
Sumber: Suara Al Azhar

Amalan Asyura :)

Setiap bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rojab) tiba, Syaikh Abdul Hamid Al Qudsy selalu dijadikan rujukan para muslimin sedunia. Hal ini karena kitab beliau, Kanzun Najah Was Surur, merupakan kitab rujukan tentang keutamaan bulan hijriyah terlengkap dan mendapatkan rekomendasi dari para ulama’. Ulama’ Besar Haromain pada masanya, Syekh Yasin Ibn Isa Al Fadany memasukkan nama pengarang Kanzun Najah Was Surur ini pada deretan nama-nama ulama’ ahli hadits paling berpengaruh di kurun abad 19 kala itu. Dan tahukah anda, bahwa Syekh Abdul Hamid Al Qudsy adalah putera kebanggaan ibu pertiwi yang berdarah Indonesia? Demikian Syekh Yasin Al Fadani menyebutkan dalam sebuah kitabnya, Syarah Kifayatul Mustafid li ma ‘ala minal asanid. Wallahu A’lam.
Apa sajakah amalan yang perlu kita kerjakan pada tanggal 10 Muharram (hari ‘Asyura)? Berikut penjelasan dari Syekh Abdul Hamid Al Qudsy:
1. Menghidupkan malam 10 Muharrom dengan banyak-banyak berdoa, membaca Al Qur’an, dan sholat malam. Hal ini sangat dianjurkan oleh para ulama’, karena di malam 10 Muharram terdapat banyak pertolongan Allah SWT.
2. Al Imam Ad Dairobi dalam Mujarrobat menyebutkan, barangsiapa di malam 10 Muharram menyempurnakan wudlunya, kemudian menghadap kiblat dengan duduk di atas kedua lututnya, dan membaca ayat Kursyi sebanyak 360 kali, disertai Bismillah tiap awalnya, setelah selesai itu semua, membacaُ
قل بفضل الله وبرحمته فبذالك فليفرحوا هو خير مما يجمعون ٤٨×
[Qul bifadlillaahi wabirohmatihi fabidzaalika falyafrohuu huwa khoirum mimmaa yajma’uun 48×].
“Katakanlah (wahai Muhammad) dengan keutamaan dan rahmat Allah berbahagialah kalian, itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Kemudian mengucapkan:
اللهم ان هذه ليلة جديدة وشهر جديدة و سنة جديدة فأعطني اللهم خير ها و خير ما فيها واصرف عني شرها وشرما فيها وشر فتنتها ومحدثاتها وشر النفس والهوى والشيطان الرجيم ١٢ ×
[Allahumma inna haadzihi lailatun jadiidatun wasanatun jadiidatun fa-a’thiniy. Allahumma khoirohaa wa khoiromaa fiihaa washrif ‘anny syarrohaa wasyarromaa fiihaa wasyarro fitnatihaa kamu udah saat khas wasyarronnafsi wal hawa wasy syaithoonirrojiim 12 ×]
“Yaa Allah sesungguhnya ini malam baru, bulan baru, dan tahun baru. Maka berikan aku kebaikannya dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dan jauhkan dariku kejelekan nya dan kejelekan yang ada di dalamnya, hindari dari kejelekan fitnah nya, ke jadi anak dia di an nya, kejelekan hawa nafsu dan syaitan yang terkutuk”.
Berikutnya diakhiri dengan doa-doa ma’tsur dalam Al Qur’an yang dikehendaki, disertai doa untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat. Jangan lupa sebelum berdoa, awali dengan membaca sholawat, tasbih, dan tahlil berulang-ulang. Insyaallah dalam setahun itu akan dijaga dari segala keburukan oleh Allah SWT.
3. Al Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Baari berkata, “Barangsiapa yang membaca kalimat berikut ini di hari ‘asyuro, maka tidak akan mati hatinya.
سبحان الله مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا، وزنة العرش
والحمد لله مل ء الميزان ومنتهى العلم – ومبلغ الرضا، وزنة العرش
والله أكبر مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا وزنة العرش
لا ملجا ولا منجى من الله إلا إليه
سبحان الله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها
والحمد لله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها
والله أكبر عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها
أسألك رب العالمين
4. Imam Ajhuriy berkata : “Barang siapa yang pada hari ‘asyuro membaca,
حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ٧
[Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wani’mannashiir 7×]
حسبى الله ونعم الوكيل ونعم المولى ونعم النصير ٧٠
sebanyak 70 kali, maka Allah menjaganya dari keburukan tahun itu”.
5. Membaca do’a di bawah ini 7 x
بسم الله الرحمن الرحيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم سبحان الله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزينة العرش لا ملجأ ولا منجا من الله إلا إليه سبحان الله عدد الشفع والوتر وعدد كلماته التامات كلها أسألك السلامة كلها برحمتك يا أرحم الراحمين ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم وهو حسبي ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير وصلى الله تعالى على نبينا خير خلقه سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين
6. Melakukan 10 ritual hari ‘Asyuro (10 Muharrom):
* Shalat 2 rakaat (dengan niat hajat meminta keselamatan)
* Puasa (‘Asyuro) Faidah : diampuni dosanya pada tahun yang telah lewat.
* Silaturrahim
* Shodaqoh
* Mandi
* Memakai celak mata
* Berkunjung pada ulama’
* Menjenguk orang sakit
* Mengusap kepala anak yatim
* Memberikan kelapangan uang belanja/ nafkah kepada keluarga.
* Memotong kuku
* Membaca surat Al Ikhlas 1000 kali.
Catatan: Syekh Abdul Hamid Al Qudsy, pengarang kitab Kanzunnajah Wassurur mengatakan bahwa, hadits shohih tentang hal-hal tersebut di atas hanyalah hadits puasa dan menambah nafkah keluarganya. Selebihnya adalah hadits dlo’if dan bahkan bid’ah hasanah para ulama’.
Referensi Dalil
Syaikh Nawawi Al Bantani, seorang ulama’ Nusantara yang menjadi Imam Masjidil Haram, Mufti Syafi’i di Makkah, dan rujukan ulama dunia, beliau berkata:
وَنُقِلَ عَنْ بَعْضِ اْلأَفَاضِلِ أَنَّ اْلأَعْماَلَ فِىْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اِثْناَ عَشَرَ عَمَلًا اَلصَّلاَةُ وَالْاَوْلَى أَنْ تَكُوْنَ صَلَاةَ التَّسْبِيْحِ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَاْلِاغْتِسَالُ وَزِيَارَةُ الْعَالِمِ اَلصَّالِحِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَاْلِإكْتِحَالُ وَتَقْلِيْمُ الْاَظْفَارِ وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ اْلِإخْلاَصِ أَلْفَ مَرَّةٍ وَصِلَةُ الرَّحْمِ وَقَدْ وَرَدَتْ اَلْأَحَادِيْثُ فِىْ الصَّوْمِ وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ وَأَمَّا غَيْرُهُمَا فَلَمْ يَرِدْ فِىْ اْلأَحَادِيْثِ (نهاية الزين 196)
“Dikutip dari sebagian ulama yang mulia bahwa amal-amal (saleh) di hari ‘Asyura ada 12, yakni shalat, yang lebih utama adalah salat Tasbih, puasa, sedekah, melapangkan belanja keluarga, mandi, ziarah orang alim yang saleh, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, bercelak, memotong kuku, membaca surat Al Ikhlash 1000 kali, dan silaturrahim. Yang dijelaskan dalam hadits-hadits adalah puasa dan melapangkan belanja keluarga. Sedangkan yang lainnya tidak dijelaskan dalam hadis”. (Nihayatuz Zain hal. 196)
Puasa tanggal 10 yang disebut dengan puasa ‘Asyuro, seperti yang telah disebutkan dalam hadits :
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ )
Rosulullah SAW bersabda : “Ini (10 Muharrom) adalah hari ‘Asyuro dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (HR. Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)
Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
“ Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (HR. Muslim : 2746).
Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
عَنْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ حِيْنَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim : 1134/2666)
Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :
صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا
“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah: 2095).
Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik bulan untuk puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ اْلمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom, dan sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah Sholat malam” (HR. Muslim No: 2755).
Mengenai puasa ‘Asyura haditsnya seperti yang telah kami terangkan di point pertama di atas. Sedangkan hadits ‘melapangkan belanja (nafkah) adalah sebagai berikut:
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا (رواه الطبرانى والبيهقى وأبو الشيخ)
”Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di hari Asyura’, maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun, keseluruhan”. (HR Thabarani, al Baihaqi, dan Abu Syaikh)
Status hadits ini dikuatkan oleh banyak ulama seperti dari Mufti Universitas Al Azhar Mesir yang mengutip dari al Hafidz as Suyuthi:
وَقَالَ الْبَيْهَقِى إِنَّ أَسَانِيْدَهُ كُلَّهَا ضَعِيْفَةٌ ، وَلَكِنْ إِذَا ضُمَّ بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ أَفَادَ قُوَّةً ، قَالَ الْعِرَاقِى فِى أَمَالِيْهِ : لِحَدِيْثِ أَبِى هُرَيْرَةَ طُرُقٌ صَحَّحَ بَعْضَهَا ابْنُ نَاصِرٍ الْحَافِظُ ، وَأَوْرَدَهُ ابْنُ الْجَوْزِى فِى الْمَوْضُوْعَاتِ . وَذَلِكَ لأَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ أَبِى عَبْدِ اللهِ الرَّاوِى عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ مَجْهُوْلٌ ، لَكِنْ جَزَمَ الْحَافِظُ فِى تَقْرِيْبِهِ بِأَنَّهُ مَقْبُوْلٌ ، وَذَكَرَهُ ابْنُ حِبَّانَ فِى الثِّقَاتِ وَاْلحَدِيْثُ حَسَنٌ عَلَى رَأْيِهِ . قَالَ الْعِرَاقِى : وَلَهُ طُرُقٌ عَنْ جَابِرٍ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ أَخْرَجَهَا ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِى “اْلاِسْتِيْعَابِ ” وَهِىَ أَصَحُّ طُرُقِهِ . (فتاوى الأزهر –ج 9 / ص 256)
”Al Baihaqi berkata: Sanad hadis ini secara keseluruhan adalah dlaif. Namun jika diakumulasikan maka menjadi kuat. Al ‘Iraqi berkata dalam al Amali: Hadis Abu Hurairah memiliki banyak jalur riwayat yang sebagiannya disahihkan oleh al Hafidz Ibnu Nashir. Dan Ibnu al Jauzi memasukkan dalam kitab al-Maudlu’at. Sebab Sulaiman bin Abi Abdillah seorang perawi dari Abu Hurairah adalah majhul. Namun al-Hafidz Ibnu Hajar secara tegas menyatakan dalam kitab Taqribnya bahwa ia perawi yang diterima. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Maka hadis ini adalah hasan menurutnya. Al ‘Iraqi berkata: Hadis ini memiliki riwayat lain dari Jabir sesuai syarat Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam al-Isti’ab. Dan ini adalah riwayat yang paling sahih”
Al Hafidz Ibnu Hajar menambahkan riwayat berikut sebagai lanjutan hadits di atas:
قَالَ جَابِرٌ جَرَّبْنَاهُ فَوَجَدْنَاهُ كَذَلِكَ وَقَالَ أبُوْ الزُّبَيْرِ: مِثْلَهُ وَقَالَ شُعْبَةٌ: مِثْلَهُ وَشُيُوْخُ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ الثَّلاَثَةِ مُوَثَّقُوْنَ وَشَيْخُهُمْ مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ هُوَ ابْنُ اْلأَحْمَرِ رَاوِي السُّنَنِ عَنِ النَّسَائِي وَثَّقَهُ ابْنُ حَزْمٍ وَغَيْرُهُ (لسان الميزان – ج 2 / ص 293)
”Jabir berkata: Kami mencobanya maka kami menemukannya seperti itu (diluaskan rezekinya). Abu Zubair dan Syu’bah berkata demikian. Guru-guru Ibnu Abdil Barr yang tiga dinilai terpercaya. Guru mereka Muhammad bin Muawiyah adalah Ibnu al-Ahmar perawi sunan dari Nasai, yang dinilai tsiqah oleh Ibnu Hazm dan lainnya” (Lisan al-Mizan 2/293)
Mengapa sebagian ulama Syafi’iyah menganjurkan 10 amal di atas dilakukan pada 10 Muharram? Sebab para sahabat sudah melakukan amal-amal saleh di bulan-bulan mulia, dan 10 Muharram termasuk di dalamnya:
وَذَكَرْنَا عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ الْعَمَلَ الصَّالِحَ وَاْلأَجْرَ فِي هَذِهِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ … وَقَدْ كَانَ كَثِيْرٌ مِنَ السَّلَفِ يَصُوْمُ اْلأَشْهُرَ الْحُرُمَ كُلَّهَا رُوِيَ ذَلِكَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ وَالْحَسَنَ الْبَصْرِي وَأَبِي إِسْحَاقَ السَّبِيْعِي وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِي : اْلأَشْهُرُ الْحُرُمُ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ يُصَامَ مِنْهَا (لطائف المعارف –ج 1 / ص 279)
“Telah kami sebutkan dari Abdullah bin ‘Abbas bahwa amal shaleh dan pahala di bulan-bulan mulia ini sangatlah agung. Dan sungguh banyak ulama Salaf berpuasa di bulan-bulan mulia tersebut, kesemuanya, yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Sabii. Sufyan Ats Tsauri berkata: Bulan-bulan mulia lebih saya senangi untuk melakukan puasa darinya” (al-Hafidz Ibnu Rajab, Lathaif al-Ma’arif, 1/279).
Saudaraku yang kumuliakan, marilah kita berdoa, semoga Allah SWT berkenan menolong kita untuk bisa memuliakan segala hal yang dimuliakan-Nya, seperti empat bulan yang mulia ini. Harapan kita semua, semoga Allah SWT meridloi dan menerima semua amal ibadah kita, dan mengampuni semua kesalahan dan dosa kita. Semoga Allah SWT berkenan meninggikan derajat kita di sisi-Nya, dan menempatkan kita kelak bersama Rasulullah SAW di surga-Nya…aamiin.
والله اعلم. سبحانك اللهم و بحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك و اتوب اليك.
Diambil dari berbagai sumber:
– Syaikh Abdul Hamid Al Qudsy (Kanzun Najah Wassurur)
– Al Hafidz Ibnu Hajar (Fathul Baari)
– Al Imam Addairobi (Mujarrobat)
– Syaikh Yahya Zainal Ma’arif
– Syaikh Idrus Ramli
– Syaikh Ma’ruf Khozin
– Syaikh Kanthongumur

16 October 2015

Dahsyat..!!!! sholawat ini bisa menghanguskan dosa 80 tahun

 Jangan lewatkan kabar gembira ini, saudaraku! Segera ambil dan pegang erat tasbih anda sekarang juga! Karena telah diriwayatkan tentang salah satu keutamaan bersholawat pada hari Jum’at setelah sholat Ashar, yang bisa menghapus dosa 80 tahun dan tercatatkan pahala ibadah 80 tahun. Lalu bagaimana caranya? Simak uraian kami berikut ini! Bismillaah…

الحديث رواه ابن شاهين في “الترغيب في فضائل الأعمال” (ص: 14)

من طريق عون بن عمارة عن سكن البرجمي عن حجاج بن سنان عن علي بن زيد عن سعيد بن المسيب عن أبي هريرة قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: الصلاة علي نور على الصراط، فمن صلى علي يوم الجمعة ثمانين مرة غفرت له ذنوب ثمانين عاما”.

قال أبو هريرة رضي الله عنه : “الذي يقرأ ثمانين مرة يوم الجمعة بعد صلاة العصر وقبل أن يقوم من مقامه غفر الله له خطايا ثمانين سنة، وكتب له ثواب عبادة ثمانين سنة”.

Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Syahin dalam kitab Targhib Fi Fadloil Al A’mal, disebutkan:

Baginda Rosulullah SAW bersabda,

“Sholawat atasku merupakan cahaya pada shirot (shirothol mustaqim), barangsiapa membaca sholawat kepadaku pada hari Jum’at delapan puluh kali (80×), maka diampuni baginya dosa delapan puluh tahun”.

Sayyidina Abu Hurairah r.a, menjelaskan hal tersebut, “(Cara pelaksanaannya adalah) dengan membaca sholawat 80 kali pada hari Jum’at setelah sholat Ashar (sebelum beranjak pergi dari tempat sholat). Maka akan diampuni kesalahannya (dosa kecil) selama 80 tahun dan dituliskan untuknya pahala ibadah selama 80 tahun”.

Catatan Tambahan: Silahkan memakai bentuk bacaan sholawat favorit anda. Hanya pendek seperti ini juga oke: صلى الله على محمد

Wallahu A’lam.

Algoritma, Pseudocode, Flowchart, Tipe Data, dan Operator ALGORITMA

Sejarah Algoritma
Asal kata Algoritma berasal dari nama Abu Ja’far Mohammed Ibn Musa al-Khowarizmi, ilmuan Persia yang menulis kitab al jabr w’al-muqabala (rules of restoration and reduction) sekitar tahun 825 M.
Beberapa definisi algoritma :
Defenisi Algoritma menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka 1988 : “ Algoritma adalah urutan logis pengambilan keputusan untuk pemecahan masalah “.
Defenisi Algoritma yang paling sesuai dengan Ilmu Komputer : “ ALGORITMA adalah diskripsi langkah-langkah logis pemecahan masalah yang dinyatakan secara sistimatis, rinci dan jelas, sehingga bila dilaksanakan pada kondisi awal tertentu, akan berakhir dalam selang waktu yang terbatas dan menghasilkan keluaran seperti yang diharapkan “.
PSEUDOCODE
Pengertian Pseudocode
Pseudo-code merupakan cara untuk menerangkan suatu algoritma dengan menggunakan tata cara penulisan bahasa pemrograman tertentu. Sebagaimana namanya, pseudo-code tidak dapat dieksekusi langsung pada komputer, tetapi merupakan model dan harus diubah menjadi kode pemrograman yang sebenarnya.
Sandi Semu (Pseudo Code)adalah pilihan terbaik untuk menyatakan algoritma, karena dapat mengarahkan kita menulis algoritma secara terstruktur, rinci dan jelas.
FLOWCHART
Pengertian Flowchart
Diagram alir (flowchart) adalah alat untuk memeriksa suatu proses. Diagram Alir (Flowchart) sangat mudah untuk dipahami, karena algoritma dinyatakan secara visualisasi dengan menggunakan simbol-simbol khusus. Akan tetapi memberikan kesempatan yang besar untuk menuliskan algoritma yang tidak terstruktur selain itu juga sulit melakukan proses pengkodean.
TIPE DATA dalam Pascal
Pengertian Tipe Data
Tipe Data menunjukkan suatu nilai yang dapat digunakan oleh suatu variable yang bersangkutan.
Tipe Data dalam Pascal :
Tipe Data Sederhana
Tipe data sederhana merupakan tipe data dasar yang sering dipakai oleh program.
Tipe Data Standar
Meliputi :
Integer : merupakan tipe data untuk menyimpan bilangan bulat.
Real : merupakan tipe data untuk menyimpan bilangan real atau pecahan.
Char : merupakan sebuah karakter yang ditulis diantara tanda petik tunggal. Ex : ‘A’, ‘a’, ’5′ dll.
String : merupakan urut-urutan dari beberapa karakter yang terletak di antara tanda petik tunggal.
Boolean : merupakan tipe data logika, yang berisi dua kemungkinan nilai : TRUE atau FALSE.
Tipe data didefinisikan pemakai
Tipe Data Terstruktur
Meliputi :
Array : merupakan tipe data berindeks yang terdiri dari satu atau lebih elemen atau komponen yang memiliki tipe data yang sama. (mendeklarasikan kumpulan variabel yang bertipe sama).
Record : merupakan tipe data yang digunakan untuk merepresentasikan kumpulan elemen atau komponen yang memiliki satu jenis atau lebih tipe data. Tiap element disebut juga field atau property atau attribute.
File : merupakan tipe data yang digunakan untuk mengakses file.
Set : merupakan tipe data yangdigunakan untuk menyimpan kumpulan nilai ( disebut juga anggota himpunan) yang bertipe sama.
Tipe Data Pointer
Tipe data pointer merupakan variabel khusus yang berisi suatu address (alamat) di lokasi lain didalam memory. Suatu variabel yang points(menunjuk) ke sesuatu sehingga disebut pointer. Ada dua macam pointer:
Typed(tertentu) : merupakan pointer yang menunjuk pada tipe data tertentu pada variable.
Generic (umum) : merupakan pointer yang tidak menunjuk pada tipe data tertentu pada variable.
OPERATOR
Pengertian Operator
Operator adalah simbol yang digunakan dalam program untuk merubah suatu nilai. Dalam program, operator digunakan untuk :
Mengalikan nilai dua variabel
Menginisialisasi nilai pada variabel
Membandingkan nilai dalam dua variabel, dsb.
Macam-macam Operator :
Operator Aritmatika : Operator yang digunakan untuk melakukan perhitungan perhitungan Matematika.
Operator Kegunaan
+ Penjumlahan
– Pengurangan
* Perkalian
/ Pembagian bilangan real
mod Sisa bagi
div Pembagian bilangan bulat
Operator Logika : Operator yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih ungkapan menjadi sebuah ungkapan berkondisi. Hasilnya adalah benar (TRUE) atau salah (FALSE).
Operator Kegunaan
AND Dan
OR Atau
XOR Salah Satu Benar
NOT Tidak/Negasi
Operator Relasional : Operator yang digunakan untuk membandingkan hubungan antara dua buah operand (sebuah nilai atau variable).
Operator Kegunaan
= Sama Dengan
<> Tidak Sama Dengan
< Lebih Kecil
<= Lebih Kecil Sama Dengan
> Lebih Besar
>= Lebih Besar Sama Dengan